[Intro] Em C Em Em C Em Em [Verse] Em D Aku dilahirkan di kota C Em di bangsal rumah sakit tua Em D rumahku sebaya umur kakekku C Em berdinding batu separuh bambu D Em Dan aku coba mengerti D Em walau aku sering memaki D Em tingkah-tingkuh kotaku yang panas C D Em berbaur debu dan keringat di badanku Em C Em Em D Orang bilang kotaku kejam C Em tak beda usia tak beda warna Em D bagai tangan hitam cengkeram C Em tubuh-tubuh tergolek disana D Em Dulu aku tak perduli D Em walau aku sering kerutkan dahi D Em detak jantung berpacu dengan nafsu C D Em sering terlihat nyata di depanku C Am Satu kali ku berkhayal G G7 Em Hidup ini bersinar merata C Am tapi lamunanku buyar G G7 Em oleh mimik seorang bocah Am Em Gelandangan kecil berdiri Am Em dengan rasa ingin membeli Am Em sepotong roti di toko yang bers Fm Em dan berjendela kaca C Kulihat Am seorang perempuan baya G dengan G7 orok di Em pangkuannya C larut Am malam di kaki lima G menunggu G7 warung kopi Em miliknya Am E Tak berdinding bratap rumbia Am Em menempel diemper toko megah Am Em esok ‘pabila mentari tiba Fm Em ku tak tahuia dimana Em D ri … ri … ri – ri … ri – ri … ri … ri … ri … ri – ri … ri – ru ...ru... 4x Em D Kepincangan demi kepincangan C Em tak membuat aku jera Em D kehidupan yang keras ini C Em akan kuhadapi jua D Em Tanpa terasa aku tengadah D Em kepada-Nya aku meminta D Em kotaku kan tegar berdiri C D Em bukan hanya untuk satu generasi [Interlude] Em C Em
Aku dilahirkan di kota
di bangsal rumah sakit tua
rumahku sebaya umur kakekku
berdinding batu separuh bambu
Dan aku coba mengerti
walau aku sering memaki
tingkah-tingkuh kotaku yang panas
berbaur debu dan keringat di badanku
Orang bilang kotaku kejam
tak beda usia tak beda warna
bagai tangan hitam cengkeram
tubuh-tubuh tergolek disana
Dulu aku tak perduli
walau aku sering kerutkan dahi
detak jantung berpacu dengan nafsu
sering terlihat nyata di depanku
Satu kali ku berkhayal
hidup ini bersinar merata
tapi lamunanku buyar
oleh mimik seorang bocah
Gelandangan kecil berdiri
dengan rasa ingin memiliki
sepotong roti di toko yang bersih
dan berjendela kaca
Kulihat seorang perempuan baya
dengan orok di pangkuannya
larut malam di kaki lima
menunggu warung kopi miliknya
Tak berdinding beratap rumbia
menempel di emper toko megah
esok 'pabila mentari tiba
ku tak tahu ia dimana
ri ... ri ... ri - ri ... ri - ri ... ri ...
Kepincangan demi kepincangan
tak membuat aku jera
kehidupan yang keras ini
akan kuhadapi jua
Tanpa terasa aku tengadah
kepada-Nya aku meminta
kotaku kan tegar berdiri
bukan hanya untuk ... satu generasi ...
Tab not available
Buy song
Selamat Pagi Kota Ku on iTunes store
Support artists with purchashing the original song!
Advertisement
Leave a comment